Jumat, 22 Juli 2011

Besi

Di dalam Al-Qur'an terdapat sebuah surat yang bernama Al-Hadid, yang artinya besi. Tetapi isi surat itu mengenai iman, infak dan cahaya. Lalu bagaimana kaitannya?

Dalam ayat pertama Surat Al-Hadid, Allah menginformasikan bahwa seluruh alam semesta ubu bertasbih mengagungkan kebesaran-Nya. Ini, sebagaiaman dipahami dari ayat 2-6, karena Allah lah yang menciptakan dan memilikinya.

Allah lalu meminta manusia agar beriman dan mengorbankan sebagian kekayaan yang sesungguhnya hanya dititipkanNya kepada manusia (ayat 7-10). Selanjutnya dijelaskan bahwa orang yang menginfakkan hartanya itu sama artinya denganmengutangi Allah. Orang itu di akhirat nanti akan memiliki nur (cahaya) yang menuntun jalan mereka ke surga.

Sebaliknya orang munafik, yang difahami sebagai mukmin yang tidak membuktikan iman dengan infak, berada dalam kegelapan. Mereka meminta sejumput cahaya dari yang berinfak tadi, tetapi mereka justru diminta kembali ke dunia untuk mencari cahaya itu dengan berinfak, yang mustahil terjadi. Hari itu, dengan apapun, cahaya itu tidak dapat dibeli (ayat 11-16).

Lebih lanjut Allah mengharapkan kiranya sudah datang saatnya bagi manusia untuk menghidupsuburkan batin mereka, yang dipahami dengan beriman dan berinfak, yang dampaknya ditamsilkan senagaimana bumi menjadi hidup karena air. Mereka yang beriman dan berinfak itulah yang pantas diberi titel pejuang (ayat 17-19).

Lalu Allah mengingatkan bahwa kesenangan di dunia ini hanyalah sementara, sebagaimana tanaman yang tumbuh subur kemudian layu dan mati. Terserah pada manusia apakah sewaktu di dunia akan memilih azab atau kah ridho Allah di akhirat. Karena itu segeralah memutar haluan. Jangan sampai menunggu bencana datang karena kikir (ayat 20-24).

Akhirnya Allah mengisahkan bagaimana para nabi dilengkapi dengan mukjizat, wahyu dan kemuliaan. Dan terakhir Allah memanggil kaum beriman agar bertakwa dan terus-menerus meningkatkan keimanan. Dengan demikianlah mereka akan memperoleh dua karunia besar sekaligus, yaitu martabat yang tinggi dan kemampuan berbuat kebajikan, di samping memperoleh cahaya yang menuntun kebahagiaan di dunia dan ke dalam surga di akhirat (ayat 25-19).

Demikianlah, inti surat itu adalah dorongan agar manusia beriman dan berinfak, dan banyak sekali berbicara tentang cahaya. Hal itu kiranya berarti bahwa iman dan infak itulah yang membuahkan cahaya. Sebaliknya bila kita kurang beriman dan kuang infak, kehidupan kita tentu akan kelam. Apalagi bila yang diambil bukan hak kita, maka enath bagaimana pekatnya kehidupan, dan di akhirat akan terperosok ke dalam jurang neraka.

Dan karena anjuran tentang iman dan infak ini terdapat di dalam Surat Al-Hadid yang berarti besi, kiranya maksudnya adalah bahwa bila manusia beriman dan berinfak, dampaknya akan begitu kuat seperti besi. Wallaahu A'lam. (Prof. Dr. Salman Harun)

sumber : Republika

0 komentar:

Posting Komentar